Martabak Bangka: Kelezatan Lembut dari Pulau Timah
Martabak Bangka adalah salah satu hidangan penutup khas Indonesia yang sangat populer, terutama di daerah Bangka Belitung. Kue tebal, lembut, dan manis ini terkenal karena teksturnya yang empuk dan topping-nya yang melimpah. Martabak Bangka sering dijadikan camilan malam hari, sajian keluarga, atau oleh-oleh khas daerah.

Asal Usul & Sejarah Martabak Bangka
Hoklopan berasal dari akar kata ‘hoklo’ dan ‘pan’ yang berarti makanan orang Hoklo atau Hokian. Sedangkan sebutan kue panekuk sendiri berasal dari proses pembuatannya. Yakni adonan yang sudah matang diangkat dari loyang kemudian ditekuk atau dilipat. Baru setelah itu dipotong-potong. Ada lagi nama lainnya, yaitu kue tabok. Nama ini diambil dari proses memasaknya, di mana bagian atas martabak biasanya ditabok atau ditampar, lalu diolesi mentega dan diberi topping.
Sejarahnya, hoklopan merupakan makanan dari China. Tepatnya Provinsi Fujian. Martabak dibawa oleh orang China yang datang ke Pulau Bangka sebagai pekerja tambang timah. Umumnya mereka berlatar belakang suku Hakka atau Kek dan suku Hokian atau Hoklo. Sebelumnya, pada tahun 1710, Kesultanan Palembang Darussalam di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago telah menandatangani perjanjian kontrak perdagangan timah dengan VOC. Singkat cerita, kebijakan mendatangkan orang orang China untuk menambang timah kemudian dilanjutkan pada masa pendudukan Inggris, 1812-1816. Mereka didatangkan dari Kanton, total sekitar 1.600 pekerja pria. Kemudian tahun 1816 pada masa Hindia Belanda, mulai didatangkan pekerja tambang timah dari China Selatan.
Kembali ke sejarah martabak Bangka. Selain bekerja sebagai penambang timah, masyarakat China yang datang ini memiliki banyak keahlian. Di antaranya bertukang, berkebun, beternak, hingga mengolah makanan. Salah satu makanan yang banyak diolah adalah martabak atau hoklopan tadi. Dulu, Hoklopan atau martabak ini dibuat sebagai pengganti nasi, khususnya pada malam hari. Sebab, pada zaman itu beras sulit didapatkan di daerah Bangka.
Ciri Khas Martabak Bangka
Tekstur tebal dan bersarang
- Martabak Bangka memiliki permukaan bersarang kecil (pori-pori) dan tekstur yang kenyal-lembut, hasil dari teknik fermentasi adonan dan pemanggangan di atas wajan datar.
Topping berlimpah
- Varian klasik biasanya berisi keju parut, kacang tanah sangrai, meses cokelat, dan susu kental manis. Kini, varian modern juga menawarkan topping seperti Oreo, Nutella, hingga Biscoff.
Aroma khas dan rasa gurih-manis
- Dengan tambahan margarin atau mentega asli saat proses akhir, rasa martabak Bangka cenderung lebih gurih dibanding martabak biasa.
Bahan-Bahan Membuat Martabak Bangka
Bahan Adonan Dasar:
- 250 gr tepung terigu protein sedang
- 1 sdt ragi instan
- 2 sdm gula pasir
- 1/2 sdt baking soda (untuk akhir)
- 300 ml air
- 1 butir telur
- 1/4 sdt garam
- 2 sdm margarin cair
Bahan Topping:
- Keju parut
- Kacang tanah cincang
- Meses cokelat
- Susu kental manis
- Margarin/mentega untuk oles
Martabak Bangka Modern
- Martabak Pandan / Red Velvet / Cokelat
- Topping Lotus Biscoff, Toblerone, Oreo, KitKat
- Ukuran mini (martabak unyil)
Martabak Bangka bukan hanya makanan ringan biasa, tapi juga bagian dari kekayaan kuliner Nusantara yang menggabungkan budaya lokal dan pengaruh luar. Dengan cita rasa manis, gurih, dan tekstur yang empuk, martabak Bangka cocok dinikmati kapan pun baik sebagai teman minum teh, suguhan keluarga, atau ide bisnis makanan kekinian.